Selasa, 27 Januari 2015

Hakikat Kematian

Mereka yang waras, tidak akan takut menghadapi kematian. Karena, sebenarnya, kita tidak pernah akan mati. Kita hanya berpindah dari satu dimensi ke dimensi lainnya dan semua skenario ini telah diatur, ada "Sesutu" Yang Maha, Pengendali semesta dan seluruh yang ada di dalamanya. Mereka yang waras dan yakin, hanya akan takut terhadap segala konsekuensi yang akan ditemuinya pada dimensi berikutnya. Kehidupan hanyalah sebuah permainan yang memiliki aturan yang sangat sempurna yang telah diatur oleh Dia Yang Maha Sempurna. Ini seperti permainan otomatis, seperti, pepatah, menanam padi akan tumbuh padi.

Ibarat permainan yang memiliki aturan, begitupun kehidupan. Aturan yang telah disepakati dengan Dzat Pemilik konsekuensi tersebut, jelas dan tertulis pada dua kitab.


Salah satu dari kitab tersebut bernama kitab suci dan yang lainnya diwariskan oleh sesuatu bernama Rasul sebagai wasit yang memang telah dipilih oleh Dzat Yang Maha tadi. Dua kitab tersebut memuat aturan, cara bermain dan konsekuensi atau hukumannya. Jika ditaati, konsekuensinya akan baik sebaliknya, jika dilanggar maka akan menjadi petaka di kemudiannya.

Tubuh ini hanyalah bongkahan fisik yang tak bernilai, ia hidup dan dikenadalikan oleh satu Dzat Yang Maha Hidup, pemilik semesta, segala hal yang terdapat di dalamnya dan yang meliputinya. Bongkahan fisik ini akan bergerak dan berjalan sesuai kehendak Dzat Yang Maha Besar tersebut. Bongkahan fisik yang diberikan kepada manusia adalah tubuh, tubuh ini sepenuhnya adalah milik Dzat tersebut dan sepenuhnya dikendalikan oleh-Nya. Jodoh dan kematian adalah 2 dari beberapa hal yang sepenuhnya dimiliki dan dikendalikan oleh-Nya, yang kemudian tertulis dalam kitab kentuan dan bernama takdir. Hanya sekitar 1% atau 0.1% yang dapat dikendalikan oleh manusia. Tak, ada manusia yang benar-benar mampu menguasai dirinya sendiri, hanya Dia-lah yang berhak atas kendali tersebut. Tubuh ini adalah milik-Nya, Sang Penguasa.

Sebab kita sadar bahwa bukan kita pemilik dari tubuh ini dan segala apa yang dimiliki dan dari apa yang diusahakannya tapi ada Dzat Yang Maha Memiliki dan Menguasai.Dan Dia adalah Allah aza wa jall. Laa Illaha illa hu,wa laa hawla wa laa quwata illa billah. :)

Jangan disibukkan hingga lalai terhadap pemberhentian atau dimensi berikutnya. Ambillah secukupnya, apa yang terdapat pada dimensi ini dan sekadar untuk bertahan hidup. Jangan biarkan waktu memangsamu hingga ke portal dimensi berikutnya. Tinggalkan yang tidak penting dan kumpulkan sebanyak-banyaknya bekal untuk dimensi selanjutnya.

Dan jangan terpedaya atau tertipu terhadap dimensi "fana" ini. Karena, dimensi ini akan dilumat oleh waktu dan tibalah kita pada dimensi yang abadi. Dimana waktu terhenti.