Kamis, 13 Oktober 2016

Untukmu pemimpi

Apa kabar sahabat terbaikku,
Masih bermimpikah?
Jangan berhenti bermimpi
Manakala terjaga, raihlah mimpimu.l
Aku menemukan bait kata yang usang terserak
Dan kini, masih sama

Teramat inginku,
Melihatmu mengepakkan sayap ke negeri biru,
dan seluruh penjuru bumi
Tenggelam dalam samudera ilmu tak berbatas.

Kiriman Musibah

Hujan turun lagi.
Kupandangi aliran yang menganak sungai depan rumah.
Bukankah hujan itu berkah?
Setiap tetesnya dijaga malaikat.Mengapa harus menyalahlan hujan?
Siapa yang kau hujat?
Limpahan air langitkah??
Sombong sekali engkau menghujat Tuhan..!!!
Remuk hati ini, rasanya kotaku menjadi pengirim musibah setiap tahun.
Salah siapa?
Bukan mauku hujan deras ini membawa musibah...
Lihat saja sampah-sampah menggunung di pintu air.
Kiri-kanan Ciliwung rindang dengan rumah.
Puncak rindang dengan vila megah.
Apakah dengan mengutuki hujan, air akan surut?
Ingin rasanya ku jadikan sepanjang Cisade dan Ciliwung menjadi taman yang indah.

Miris, musibah rutin tahunan terasa tak kunjung usai.

Salah siapa?
Jakarta? Bogor? Ataukah hujan??

Bogor, 1 Februari 2014

Senin, 19 September 2016

Resensi Novel Bulan

Judul buku : Bulan
Penulis : Tere Liye
Tebal Buku : 396 Halaman

Buku ini merupakan sekuel kedua dari serial Bumi. Menceritakan petualangan Raib, Seli, Ali dan Ily di Klan Matahari. Tujuan mereka adalah untuk melakukan diplomasi agar klan bulan dan klan matahari kembali bersekutu. Selain itu, raib berharap mendapatkan petunjuk tentang orang tua kandungnya. Seli sangat antusias dengan perjalan menuju Klan Matahari, seperti halnya pulang ke tanah leluhurnya. Sambutan meriah di kota Ilios yang menyenangkanpun berubah seketika.  Mereka harus  bersaing dengan sembilan kontingen yang merupakan pasukan terbaik perwakilan dari 9 Konsil. Untuk menemukan bunga matahari yang mekar pertama di Klan Matahari.

Petualangan tak terduga ini sangat penuh tantangan, karena harus memecahkan teka-teki akan menunjukkan petunjuk lain dari sesuatu yang bercahaya di malam hari. Perjuangan yang sangat melelahkan bahkan berbahaya. Jika tak mampu berbicara dengan alam tentu akan kalah.

Dengan berbekal  peta Klan Matahari dan petunjuk pertama, dan tunggangan Harimau putih Klan Bulan yang tumbuh di Klan Matahari; Mereka harus melintasi hutan belukar dengan pepohonan yang sangat  tinggi, binatang dengan ukuran raksasa,  Pepohonan berbentuk aneh, kejaran burung yang membawa granat buah yang beracun, melewati danau, terbawa arus dari bendungan besar yang diduga disabotase lawan agar kalah. Tak hanya itu merekapun diusir dari perkampungan yang membenci Festival Bunga Matahari. Kehilangan Harimau tunggangan, dan hampir mati di tengah padang jamur beracun.

Manakala petunjuk terakhir didapat ternyata  Raib dan teman-teman tersesat. Mengapa mereka tersesat? Padahal Raib mampu berbicara dengan alam dan menterjemahkan petunjuk dengan tepat. Apa tujuan Ketua Konsil meyertakan mereka  dalam Festival Bunga Matahari?

Kamis, 15 September 2016

Helaian Takdir

Seperti halnya tak ada sehelai daunpun yang jatuh tanpa sepengetahuanNya, tanpa seizinnya.
Begitupun manusia dipertemukan, diberi ujian, untuk mengeja makna.
Manakala helaian takdir jatuh diwajahku.
Mempertemukanku dengannya,
Hingga akupun berikrar apapun yang terjadi, Ia akan tetap menjadi sahabatku. Selamanya.

Wahai Allah yang menggenggam jiwaku, peluklah Ia dalam cintaMu,
Dalam kasih dan penjagaanMu yang tiada berbatas.

Apapun yang terjadi Ia akan tetap menjadi sahabatku,
Selamanya..

Dalam sendu pagi,
Bogor, 16.09.2016
Ai

Sabtu, 20 Agustus 2016

Cinta Segitiga Bogor, Jakarta, dan Hujan

Aku suka hujan, manakala ia turun seringkali terpasung tuk menatapnya. Merenungi banyak hal ikhwal kehidupan.

Hujan Bogor dan banjir Jakarta seperti sebuah lingkaran tak bertepi. Manakala hujan deras mengguyur  Bogor, air di bendungan Katulampa melimpah ruah. Jaktartapun ketar-ketir akan mendapatkan serangan air bah.

Bogor memang dijuluki  kota hujan, petirnya pun masuk Gueness World Records saking banyaknya intensitas hujan berpetir. Jika tak sering hujan bukan Bogor namanya. Karena itulah walau memasuki musim kemarau, masih tetap disinggahi hujan. Mata airpun tetap jernih tak surut. Sumur di rumahkupun tak pernah kering.

Tetapi rasanya tak pernah rela kotaku disebut pengirim banjir. Toh setiap liburan panjang menjelang kendaraan berplat nomor B memenuhi jalan dan tempat-tempat wisata di Bogor. Tanah serapan yang harusnya menampung curahan air hujan berubah menjadi vila dan hotel.

Gorong-gorongnya saja dipenuhi kulit kabel. Sampah dimana-mana. Manakala hujan tiba, kemana air akan mengalir, jika salurannya tersumbat begitu hebatnya.  Ke mana pula air hujan diserap jika tanah tertutup beton semua? Daerah aliran sungai dipadati perumahan. Jangan salahkan air hujan yang meluap. Marilah tengok kedalam diri. Fokus terhadap solusi, ataukah fokus mencerca banjir karena hujan.

Jika dihadapkan dengan banjir, seolah hujan menjadi bencana. Padahal tanpa hujan, dari mana air dalam tanah berada. Sungai-sungai menjadi kering. Suhu bumipun akan meningkat. Seharusnya kita bersyukur mendapatkan hujan. Di tanah gurun pasir sana malah rindu akan hujan.  Tak perlu jauh ke gurun pasir, di Indonesia Timurpun yang jarang hujan mereka sangat merindukan hujan.

Saat ini saya sedang berkhayal DAS Jakarta dijadikan daerah pesawahan. Seluruh pesisrir pantainya tertutup mangrove. Tak ada gedung-gedung pencakar langit. Tak ada beton yang menutupi tanahnya, air sungai mengalir dengan jernih. Daerah puncak bukanlah perkebunan teh, melainkan belantara yang rimbun. Tentu tak akan ada banjir yang disebabkan air hujan yang dikirim dari Bogor ke Jakarta.

Khayalan itu memang nyata  adanya, yakni  ratusan tahun yang lalu. Saat Belanda belum tiba di tanah Sunda Kelapa dan mengubah namanya menjadi Batavia. Eksotisme Sunda kelapa akan tetap menjadi sebuah kenangan tentang keindahan pesona Nusantara. Sekarang mari sibukkan diri mencari solusi dan tindakan pencegahan agar saat hujan lebat mengguyur Bogor, Jakarta tak diserang banjir.

Semoga proyek kanal banjir tak terkatung-katung, semoga beberapa tahun kedepan daerah serapan air di DAS Ciliwung semakin luas. Atau mungkin suatu hari nanti akan ada teknologi penadah air hujan. Penampungannya sebesar danau toba. Tentu airnya akan sangat bermanfaat dan menjadi berkah untuk penghuni Bogor dan Jakarta. Bisa dijadikan air minum, MCK, irigasi, dan lain-lain. Banjirpun musnah.

Tak salah jika bermimpi bukan? Yakinlah Banjir Jakarta akan sirna jika  fokus pada penyelesaian masalah, tidak saling menyalahkan atau mencari kambing hitam penyebab banjir.

Akan ada pelangi setelah hujan, manakala badai berlalu maka langit akan terasa lebih cerah dan lebih indah. Jika banjir dan hujan adalah badai, maka dengan bergandengan tangan, bahu-membahu mencari jalan agar tak terjadi lagi. Badaipun akan berlalu. Tiada kata mustahil banjir yang disebabkan hujan akan musnah.

Untuk pencegahan jangka pendeknya, mohon buanglah sampah pada tempatnya. Karena sampah yang menyumbat aliran air akan menjadi salah satu penyebab timbulnya banjir. 

Ibukota Jakarta suatu hari dirimu akan sangat cantik, melebihi kecantikan kota Paris. Tak kalah tertibnya dengan kota-kota di Eropa. Karena dirimu penuh historis yang akan membuat siapapun terpukau karena keindahannya.

Rabu, 17 Agustus 2016

Penjajah Kekinian

71 tahun yang lalu tanggal 17 Agustus 1945, rakyat  Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya setelah dijajah 350 tahun lamanya. Berabad-abad silam Indonesia dididik dan dilatih untuk bermental pejuang.   

Hiasan berwarna merah putih menjadi penghias di setiap pelosok tanah air. Aneka dekorasi nampak saling berlomba menampakkan keindahan tersendiri, dari  pelosok desa hingga kota besarpun sama. Di setiap gedung instansi pemerintah, konglomerat tingkat atas, maupun rakyat jelata. Berbagai lomba khas 17 Agustus, seperti  panjat pinang, makan kerupuk, tarik tambang, balap karung, dan lain-lain menambah perayaan hari  kemerdekaan semakin semarak.Toko-toko online pun turut merayakannya dengan berbagai diskon yang cukup fantastis dan menggoda. Begitupun statsiun televisi menyuguhkan sajian istimewanya dengan berbagai acara yang tak kalah keren.

Bangsa ini memang telah merdeka, namun tanpa sadar kita sendiri muncul sebagai penjajah. Merebut hak-hak oranglain atas nama kebebasan mutlak tanpa ada aturan yang membingkainya.Inikah yang bernama penjajah kekinian?

Contoh perilaku penjajahan kekinian

1.      Inginkan lingkungan rumah bersih diam-diam membuang sampah seembarangan ke kebun milik orang lain, parit, sungai. Hingga pemilik kebun memasang memasang peringatan “DILARANG BUANG SAMPAH DI SINI”. Ternyata esok harinya sampah kian menggunung.

2.      Senang membully untuk kesenangan. Fenomena membuli secara fisik dan verbal dalam tayangan komedi di televisi dengan kata-kata kotor, mengejek, menghina bentuk fisik sesorang, keluarganya, sampai kekerasan fisikpun dianggap lumrah untuk memancing tawa. Akhirnya aksi bully membully menjadi trend yang dianggap keren di masyarakat. Ini sungguh berbahaya karena tindakan bullying baik secara fisik maupun verbal dapat membentuk perilaku anti sosial, dendam, depresi, bahkan membuat korban bully kehilangan nyawanya.

3.      Tidak mau antri. Serobot menyerobot adalah bukan perkara langka di Indonesia. Terlebih ketika kemacetan menyapa, menggunakan lajur dengan melawan aruspun dilakukan karena jalur sebelahnya kosong. Memakai jalur buswaypun dilakukan, mungkin pengendara lupa sedang membawa kendaraan pribadi. Budaya antri memang mahal di Indonesia, tetapi sesibuk apapun cobalah mengantri karena orang lainpun memiliki kepentingan yang serupa bahkan mungkin lebuh penting.

4.      Gaul salah kaprah. Bahasa yang kasar, vulgar, dianggap keren namun mengikis kesantunan para pelajar. Nongkrong, clubbing, mengkonsumsi narkoba, bahkan pornografi dan porno aksi bukan lagi hal yang tabu dilakukan oleh pelajar. Remaja yang menjadi harapan masa depan, justru meracuni dirinya sendiri dengan hal-hal yang dapat merusak dirinya maupun bangsanya di masa depan. Sayangnya perilaku ini sangat mudah menyebar dan menular dan butuh penanganan serius. Karena dapat membentuk kepribadian yang miskin perjuangan. Ingin hidup nyaman, banyak uang tanpa mau bekerja keras.

5.      Miskin empati. Sikap individualis di era digital kian marak. Melihat orang kecelakaan justru dijadikan spot yang asik untuk selfie. Lalu di uploadlah dijejaring sosial. Bahkan upacara pemakamanpun tak terasa sakralnya karena keluarga duka malah asik berfoto ria. Ikhlas memang harus tapi gak segitunya juga kan!?

6.  Mental pembangkang. Merasa diri paling benar, paling tahu, paling pintar, paling high class, sehingga meremehkan siapapun yang ada dihadapannya. Tak peduli orangtuanya sendiri sekalipun. Petuah dan nasehatpun dianggap sebagai penghalang kebebasan berekspresi dan sangat menjengkelkan.

7.  Lebih banyak berbicara daripada mendengar. Malas mendengar orang lain dapat membuat diri menjadi kerdil. Lebih banyak mencari kesalahan oranglain daripada mencari solusi pun adalah salah besar dan akan memupuk sikap sombong.

Masih banyak perilaku yang dianggap lumrah dan gaul tetapi menjerumuskan menjadi penjajah di negeri sendiri. Perjuangan masih belum usai. Yakni berjuang melawan nafsu jahat dalam diri yang akan membuat diri menjadi penjajah kekininian serta mengabaikan hak-hak sesama manusia.

Jangan biarkan perjuangan para pahlawan menjadi sia-sia. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Jadilah pahlawan di masa depan yang gemilang.

Minggu, 14 Agustus 2016

Khilafku


Kerap kali diriku mengaduh
Seakan lara hanya milikku sendiri
Nestapa tak hentinya menyapa kalbu
Perih,menyayat kalbu...

Andai saja diriku tahu,
Tentang maksud Tuhan memberiku lara
Kebahagiaan tentu membuncah setiap saat
Manakala lara menyapa,
Mungkin Ia tak inginkanku hentikan senandung lirih doa-doa yang melangit
Saat duka menerpa, mungkin dosa-dosaku terampuni
Manakala ujian menggunung, mungkin setelahnya ada rindu.

Kelak semuanya akan menjadi kenangan,
Yang tersimpan rapi dalam benak.
Saat itu, aku bersyukur betapa indah ujiNya

Sungguh di luar sana
Ada jutaan jiwa yang lebih pantas mengeluh
Namun, mereka bersyukur, pada karuniaNya
Tak henti menyapa jiwa yang lapang
Seperti ombak yang menyapa pantai setiap detik
Seperti udara yang tak kunjung habis saat dihirup

Tak pandai bersyukur jiwa ini wahai Robbku.
Ampuni Aku..


07:01
Bogor, 15 Agustus 2016


Jumat, 12 Agustus 2016

Lapar

Jangan sesekali menyepelekan rasa lapar, karena lapar adalah sinyal tubuh meminta nutrisi. Jika sedang berpuasa, itu hal yang berbeda memang harus ditahan hingga waktunya tiba.

Mengabaikan lapar kerap dialami oleh para pekerja yang sangat sibuk, anak kost yang males ke luar karena mengejar deadline, tak sedikit orang-orang yang kesulitan mendapat makanan karena kemiskinan.

Akibat yang ditimbulkan dari menunda lapar yang paling fatal adalah hilangnya sensor rasa lapar, sehingga tidak bisa membedakan mana lapar mana sakit lambung karena magg. Hal yang paling ringan dari mengabaikan lapar adalah sulit berkonsentrasi, emosi tak terkontrol, insomnia, stress, juga galau.

Rabu, 10 Agustus 2016

Wow Effect

Satu kata yang terlintas dalam benak saya pada terobosan spektakuler menjadikan kurikukum full day school dari Bapak Mentri Pendidikan pengganti Anis Baswedan adalah menciptakan "Wow Effect" atau gebrakan untuk sepak terjang pejabat baru. Supaya tidak kalah saing dengan pejabat sebelumnya yang kadung melekat di hati masyarakat.

Selain itu, terkesan tergesa-gesa tanpa adanya riset dan pertimbangan yang matang sehingga gebrakan tersebut berbalik menyerang dirinya.

Bagi saya full day school itu bagus, mengajarkan siswa belajar tanpa henti dari bangun tidur hingga tidur lagi. Artinya, salah satu yang paling cocok untuk kurikulum full day school adalah home schooling. Dimana anak-anak bisa bermain dan belajar sepuasnya, dilengkapi dengan kehangatan keluarga. Apalagi jika dalam satu rumah mempunyai banyak anak semisal 5 orang anak. Maka Montessori sistempun bisa diadopsi sekaligus.

Saat ini sangat banyak yang membuktikan bahwa anak Home Schooling, hasil didikan home education bertumbuh cemerlang. Maka, jangan biarkan sekolah merenggut kedekatan anak dengan keluarga.

Kamis, 16 Juni 2016

Kata Hati

Apa gerangan sebenarnya hati?
Apakah Ia jantung, yang memompa darah?
Apakah Ia ruh, yang membuat jantung berdetak?

Aku bergumam dalam diam.
Berbincang kemelut.
Riak-riak hati saling bersahutan dengan akal.

Apa itu akal?
Apakah ia otak?
Jika ia otak, mengapa hewan yang mempunyai otakpun dikatakan tak berakal?

Adakah hati itu sebuah ruangan kosong?
Lalu siapa itu nurani?
Darimana sebuah rasa datang menghampiri?
Entah itu, marah, benci, sayang, rindu, dan cinta..
Dimanakah kenangan disimpan?
Dimanakah letak ruang penglupaan?

Katakan padaku, apa itu hati..!?

13:25
Bogor, 16.06.2016

Jumat, 20 Mei 2016

EYZ...!?

"Gimana, udah mulai proses belum..?"
Itu adalalah pertanyaan halus dari pertanyaan "Kapan nikah?" Aiiih rasanya dada terasa nyess, ada kutub selatannya. Beku!!

Sebuah pertanyaan yang membuka memori perihal ikhtiar kerabat maupun sahabat mencarikanku jodoh. Membuka kenangan konyol masa SMA dulu, saat masih idealis.

Setelah beranjak dewasa pernah kumeminta seseorang untuk menjadi pendamping hidup. Setelah mendapat wejangan dari salah satu sahabatku perihal pahala berkhidmat pada suami yang memperkenankan memasuki surga dari pintu manapun aku mau selama taat padanya. Namun setelah banyak pertimbangan, aku memilih mengabaikan semua rasa dan berazam takan pernah meminta untuk kedua kalinya.

Kini usiaku menjelang 30tahun, masih tetep lajang. Tetapi tetap baik-baik saja. Masih banyak hal yang harus ku persiapkan untuk menikah. Berusaha memperbanyak nutrisi tentang parenting, adalah salah satu ikhtiarnya. Meski rasanya tak pernah cukup.

Aku tak ingin menikah karena kesepian, usia yang tak muda lagi, karena uang, sekedar alih status di KTP, atau menikah karena desakan siapapun.

Aku punya mimpi besar tentang pernikahan. Mimpi tentang anak-anakku kelak 10 atau 20 tahun setelah pernikahan. Mereka akan jadi apa?  Seperti apa aku dan akan suamiku kelak mendidik mereka? Tentu akan menentukan masa depan mereka, menjadi pemimpin atau sekedar follower. Akan berbuah surgakah?

Kamis, 12 Mei 2016

Terlatih Kecewa

Pernahkah..
Terluka menganga sedemikian hebatnya
Terjatuh seakan tak sanggup bangkit
Tertatih tuk berdiri, dengan untaian air mata..?

Tunggulah disuatu masa
Saat mampu berdiri dan lebih tangguh
Lalu berterimakasih
Pada luka yang pernah tertoreh dulu
Membuatnya mengerti arti hidup yang sesungguhnya

Bukan hal mustahil
Luka itu menjadi mutiara bahkan berlian

Minggu, 01 Mei 2016

Tulus

Tulus itu abstrak tetapi keberadaannya bisa dirasakan.
Ikhlaspun tak perlu diucap,
Karena kehadirannya akan terasa jika dirimu benar-benar ikhlas.

Ada Apa dengan Cinta?

Ini film lagi booming banget kayaknya, wahaha yang nostalgia film pertamanya pasti setua aku bahkan lebih, ups..

Ngomongin cinta, emang cinta itu apa sih? Bagiku cinta itu ibu, bapak, cinta itu emak dan abah, adek-adek, sahabat, Allah, Rasulullah, juga semesta. Terkadang aku merasa bahwa cinta itu seperti Spongebob yang mampu melihat pelangi ditelapak tangan. Cinta ituimajinasi, manipulasi perasaan, sugesti, fatamorgana dan semacamnyalah.

Hadeuh ada apa sih dengan cinta, kisahnya kok tak berujung, tetep eksis dari sejak nabi Adam tercipta hingga dunia menjelang kiamat.

Biarkan si Cinta bersaing dengan Civil War, akumah setia nunggu Mars tayang.

Resume Keren PPD dan BBS

✍🏼RESUME DISKUSI HARIAN Institute Ibu Profesional Bogor1/(IPB#1)
📆HARI/TANGGAL: RABU/27 Mei 2016
👀TEMA: PPD (Post Partum Depression)/Baby Blues Sindrome 😖

🕯Penyebab PPD:
1. Kurang pengalaman
2. Kurang ilmu dan wawasan
3. Kelelahan --> kurang tidur
4. Faktor hormonal

🌟Ciri-ciri PPD:
1. Kerap menangis tiba-tiba
2. Tidak mau menyentuh/merawat bayi
3. Merasa menjadi wanita paling menderita
4. Bahkan, sampai memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri dan bayi

✨Kiat Mengantisipasi PPD:
1. Mencari ilmu sebanyak-banyaknya tentang kerumahtanggaan, peran Ayah-Ibu/suami-isteri, bahkan jauh sebelum memutuskan menikah. Saat hamil pun juga mencari ilmu sebanyak-banyaknya mengenai bagaimana penanganan bayi baru lahir dsb --> membangun mental
2. Ilmu yang sudah diperoleh, disharing terutama kepada suami dan keluarga terdekat yang kira-kira akan mendampingi di hari-hari awal pasca melahirkan. Tujuannya, jika sewaktu-waktu sang ibu menunjukkan gejala PPD, dapat lekas diingatkan. Sekaligus juga membantu ibu dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibu-bayi sehingga PPD dapat diminalisir (tercapainya kesamaan pandangan mengenai perawatan bayi baru lahir dan ibu pasca melahirkan) --> terjalinnya kerjasama yang baik dalam keluarga -->support suami dan keluarga
3. Selalu berpikir positif --> berusaha untuk menikmati masa-masa awal menjadi ibu bagi sang bayi --> tanamkan bahwa anak adalah anugerah dari Sang Pencipta, FOKUSlah pada perawatan bayi dan perawatan diri sendiri. Jangan sampai menuntut diri sendiri untuk begini-begitu. Jika orang lain yang menuntut, misal keluarga dekat, maka abaikan sejenak setidaknya selama masa nifas selesai
4. Mengatur jadwal istirahat sebaik mungkin agar terhindar dari kelelahan yang sangat
5. Selama kehamilan, hendaknya rajin berkomunikasi dengan janin agar tumbuh kelekatan dan perasaan kasih sayang

📜Artikel yang diposting oleh Dr. Dhilla:

Saya bisa menympulkan penyebab PPD (post partum depretion) dan BBS (baby blues syndrom) berlebihan:
1. Lelah

sebelum melahirkan estrogen dan progesteron lagi tinggi2nya. Insulin malah naik 2xlipat di trimester akhir dan langsung normal 24 jam setelah melahirkan.

Dan yg kita tau insulin mempengaruhi sekresi serotonin yang diyakini terlibat dalam pengaturan suasana hati....

2. Perasaan sendirian (tidak dekat dengan suami, keluarga besar bukan mendukung malah menyalahkan, menuntut dll, setelahbitu msh harus ngerjain ngurus bayi sendirian gak ada yang bantu).

3. Tekananan hidup yang sedang dialami (ekonomi dll)

Itu penyebab, klo ruhiyah (kekuatan iman spiritual) itu adalah semacam salah satu obat penawar . Artinya jika iman ruhiyah bagus memang tidak akan mudah menyerang meski sebab2 itu ada. Masalahnya, modal iman perempuan2 ini lg tidak ada atau lg turun kemudian muncul salah satu diantara 3 sebab itu jadilah.

Jaman dulu juga sdh ada. Tapi kasusnya jarang karena kan laki2 "hadir". Umumnya perempuan yang mengalami ppd itu karena suaminya gak "hadir" secara batin.

Maryam juga sama merasakan penderitaan luar biasa. Sampai2 diceritakan di dalam quran. Hanya saja keimanan yang kuat menjadi penawar gejolak dan kehadiran ayah (imron) menguatkan maryam.

Karena itu ini usulan saya:

1. Sebaik-baiknya saat melahirkan sangat dianjurkan kita nemani. Selain untuk istri manfaat karena gak sendirian, untuk kita jadi manfaat. Menjadi semakin empati, swmakin kuat ikatan batin dengan istri, dan gak mungkij tega untuk menyakiti mereka lagi dengan hal2 gak penting

2. Jika tidak bs kita temani karena lg di luar negeri dll. Harus ada support group yang menemani

3. Saat setelah melahirkan, dalam fase nifas, bebas tugaskan dr semua kerjaan kecuali fokus ngasi ASI bayi. Yang belum punya ART sewa ART. Ibadah sholat saja "dilarang" saat fase nifas, apatah lagi soal masak, nyuci dll. Tidak boleh dilakukan lg sama istri Anda
Jika gak mampu sewa, anda sbg suami yang jad ART. Jika mendatangkan keluarga besar harus hati2, jangan sampe membantu malah menjadi tekanan tambahan

4. Banyak2 ngobrol sama istri... Dan kuatkan ibadah mendoakan istri

Salam
Abahihsan

📜Artikel yang diposting oleh Mb Gheena:

Apa Itu Baby Blues Syndrome? Apa Bedanya Dengan Postpartum Depression???

Oleh: Laksmira Ratna Bayuardi

Baby Blues Syndrome, atau sering juga disebut Postpartum Distress Syndrome adalah perasaan sedih dan gundah yang dialami oleh sekitar 50-80% wanita setelah melahirkan bayinya.

Aneh memang,  perasaan senang menanti-nanti kelahiran sang buah hati, ternyata pada sebagian ibu bisa berubah menjadi depresi, setelah proses kelahiran bayi.

Baby Blues Syndrome masih tergolong ringan dan biasanya berlangsung hingga 2 minggu. Jika Anda mengalaminya lebih dari 2 minggu, bisa jadi itu adalah Postpartum Depression dan sebaiknya  Anda berkonsultasi dengan dokter Anda.

Beberapa Gejala Kasus Baby Blues Syndrome:
1.Menangis tanpa sebab yang jelas
2. Mudah kesal
3. Lelah
4. Cemas
5. Tidak sabaran
6. Enggan memperhatikan si bayi
7. Tidak percaya diri
8. Sulit beristirahat dengan tenang
9. Mudah tersinggung

Jika setelah melahirkan Anda mengalami berbagai kondisi dan perasaan di atas, maka besar kemungkinan Anda sedang dilanda Baby Blues Syndrome.

Apa Beda Baby Blues Syndrome dengan Postpartum Depression?

Perbedaan keduanya terletak pada frekuensi, intensitas, serta durasi berlangsungnya gejala-gejala di atas. Pada Postpartum Depression, Anda akan merasakan berbagai gejala tersebut lebih sering, lebih hebat, serta lebih lama.

Bagaimana cara membedakannya?

Sebenarnya caranya mudah. Salah satunya adalah dengan memperhatikan pola tidur si ibu. Jika ketika ada orang lain menjaga bayi, si ibu bisa tertidur, maka besar kemungkinan si ibu hanya menderita Baby Blues Syndrome (BBS). Namun jika si ibu sangat sulit tertidur walaupun bayinya dijaga oleh orang lain, maka mungkin tingkat depresinya sudah termasuk ke dalam Postpartum Depression (PPD).

Beberapa Gejala Postpartum Depression:
1. Cepat marah
2. Bingung
3. Mudah panik
4. Merasa putus asa
5. Perubahan pola makan dan tidur
6. Ada perasaan takut bisa menyakiti bayinya
7. Ada perasaan khawatir tidak bisa merawat bayinya dengan baik
8. Timbul perasaan bahwa ia tidak bisa menjadi ibu yang baik

Semoga informasi diatas dapat bermanfaat dan jangan putus asa apalagi menyerah, bicarakan dengan keluarga terutama pasangan karena pasangan memiliki peran yg kuat untuk mendukung dalam kasih sayang begitupun dukungan dan perhatian keluarga, dan bila perlu pada ahlinya.

Semangat ya ibuuu...!!

💧Sharing dari Teh Meri tentang neurosciense dan kaitannya dengan PPD

Hasil workshop "neuro parenting practitioner" bersama Dr.Amir Zuhdi (dokter neuroscience)...
Dalam salah satu pbahasan beliau...
Otak kita ini secara fungsi besarnya ada yang berfungsi :
1. Sebagai penyimpan memori yang berkaitan kognitif (ilmu2, nilai2, norma, keyakinan... Prinsip dll) yg diberi nama Prefrontal Cortex (PFC) yang berperan dlm proses berpikir
2. Sebagai penyimpan memori emosi yg diberi nama Amigdala....

Dalam kehidupan sehari2.. Peran amigdala atau otak emosi ini dampaknya bisa positif bisa juga negatif. Emosi2 (sedih, marah, kesal, kecewa, senang dll) yang dikendalikan oleh amigdala ini akan menjadi negatif/destruktif jika tidak dikendalikan oleh otak berpikir (PFC)

Setiap stimulasi dr luar yang datang jk kita tidak mengendalikan amigdala maka akan berujung pada negatif atau destruktif...

jika ada stimulasi yang membuat marah maka akan menjadi amarah yang menggelora

Jika ada stimulasi yang membuat sedih maka akan terjerumus dalam jurang kesedihan yang luar biasa

Jika ada stimulasi yang membuat kecewa maka akan merasa menjadi manusia yang tdk berharga....
Dll

Ya begitulah kira2 ketika kita dikuasi oleh amigdala atau istilah neuroscience nya "Amigdala hiject"

Ibu yang baru melahirkan akan rentan sekali tjd "Amigdala hiject" karena bberapa faktor yg ditulis abah rama tadi...
Maka kita mmg harus keluar dari Amigala hiject ini karena akan fatal akibatnya...selain itu juga secara hormonal jika amigdala itu meng-hiject maka otak akan mengeluarkan racun berbisa bernama kortisol yang berdampak meracuni tubuh

Sehingga ketika kita menghadapi stimulus apa pun maka harus disadari dan diteliti terlebih dahulu respon yang tepat terhadap stimulan tersebut....
Diteliti akar masalah dan cari pemecahannya dari tuntunan quranul karim, bayak taqarub illalah, stimulasi pendengaran dan penglihatan kita dgn ayat2 al quran; mendengarkan dzikir pagi dan petang, murotal al quran, datang ke majlis ilmu dll... Cegah agar Amigdala tidak meng-hiject

Ada bocoran dari Dr Amir terkait pengndalian amigdala agar tdk meng-hiject kita..ini bisa membantu kita dalam mengadapi masalah sehari-hari

Bunda2 buat 3 tabel. 1. 1. Tabel pertama judulnya "stimulasi yang terjadi" (misalnya anak rewel)
2. Tabel kedua judulnya "Raksi  negatif yang dilakukan saat itu"
3. Tabel tiga judulnya "penyikapan yang benar"...
"Penyikapan yang benar" ini harus didasarkan pada nilai2/landasan yang benar...kita umat Muhammad harus menjadikan islam sbg tuntunan

Setelah terkumpul, maka tabel 2 berilah warna yang menandakan hal tersebut tidak kita sukai.

Langkah berikutnya HANYA lihatlah tabel 1 dan 3 baca setiap pagi dan menjelang sore (mirip dzikir al ma'tsurot) selama 21 hari agar terbentuk kebiasaan positif/konstruktif
Secara neurosiencenya mengaktifkan bagian otak yang namanya ganglia basalis (otak yang berperan menyimpan kegiatan rutinitas sehingga terbentuk kebiasaan

Segera kenali emosi2 yang bunda rasakan jgn sampai Amigdala menghiject...

Taqorub...taqorub...taqorub ilallah

Semoga bermanfaat

Selasa, 26 April 2016

Fenomena "Dear Mantan"

Saat ini tengah terjadi sebuah wabah 'Dear Mantan' yang tengah fenomenal, sengaja ngubek-ngubek foto heubeul, lecek, bulukan, bin jadul, di-grid sebelahan sama foto yag kekinian pake efek camera yang bikin lebih kece dari aslinya sambil dikasih text "Maafin aku yang dulu"

Apa coba maksudnya, minta balikan gitu..!?Awalnya mungkin lucu-lucuan, bahan bully karena dulu heubeul banget mukanya. Anyway mantan itu apa ya, sejenis alienkah? Atau sejenis parab hiu? Ahaha merasa beruntung gak punya mantan #eh.

Mungkin ada juga yang pengen nunjukin eksistensi dirinya 'sekarang gue kece badai' biar si 'mantan' nyesel sampe nangis termehek-mehek.

Tau gak sih, alih-alih kekininian malah mendeklarasikan diri bener-bener gagal move on. Ayolah move on mblo. Jadi jomblo terhormat, jomblo idaman untuk dinikahi meski gak bikin pic 'Dear Mantan'. Jangan nengok kebelakang mulu, hayoloh kejedot tiang listrik..!?

Just my opinion :)