Kamis, 13 Oktober 2016

Kiriman Musibah

Hujan turun lagi.
Kupandangi aliran yang menganak sungai depan rumah.
Bukankah hujan itu berkah?
Setiap tetesnya dijaga malaikat.Mengapa harus menyalahlan hujan?
Siapa yang kau hujat?
Limpahan air langitkah??
Sombong sekali engkau menghujat Tuhan..!!!
Remuk hati ini, rasanya kotaku menjadi pengirim musibah setiap tahun.
Salah siapa?
Bukan mauku hujan deras ini membawa musibah...
Lihat saja sampah-sampah menggunung di pintu air.
Kiri-kanan Ciliwung rindang dengan rumah.
Puncak rindang dengan vila megah.
Apakah dengan mengutuki hujan, air akan surut?
Ingin rasanya ku jadikan sepanjang Cisade dan Ciliwung menjadi taman yang indah.

Miris, musibah rutin tahunan terasa tak kunjung usai.

Salah siapa?
Jakarta? Bogor? Ataukah hujan??

Bogor, 1 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar